Lisandro Martinez kini menjadi bek Argentina termahal sepanjang sejarah. Padahal, Lisandro sempat menjadi pemain terbuang pada masa mudanya.
Manchester United akhirnya berhasil mendapatkan tanda tangan Lisandro Martinez dari Ajax Amsterdam.
Biaya sebesar 67 juta euro atau setara dengan Rp1,02 triliun sudah digelontorkan Manchester United untuk merekrut Lisandro.
Uang sebanyak itu sudah termasuk biaya transfer sebesar 57 juta euro dan biaya tambahan sebesar 10 juta euro.
Lisandro juga akan mendapatkan kontrak jangka panjang dari Manchester United berdurasi lima tahun.
Artinya, Lisandro akan berseragam Setan Merah hingga 30 Juni 2027 dengan opsi perpanjangan satu tahun.
Kedatangan Lisandro pun disambut dengan baik oleh para pendukung Manchester United.
Bahkan, ada yang menyebut kedatangan Lisandro merupakan bagian dari langkah awal perubahan Manchester United di bawah Erik ten Hag.
Lalu, sebenarnya siapa Lisandro yang sampai membuat Manchester United jatuh hati?
Perjalanan karier Lisandro sebagai pemain sepak bola bisa dibilang tidak berjalan mulus begitu saja.
Bek tengah berusia 24 tahun itu sempat menjadi pemain terbuang saat masih membela klub akademinya, Newell’s Old Boys.
Meski sudah membela Newell’s Old Boys sejak kecil, keberadaan Lisandro nyatanya tidak diinginkan oleh pelatihnya saat itu, Juan Manuel Llop.
Hal itu dikarenakan tinggi badan Lisandro yang sangat tidak ideal bagi seorang bek tengah, yakni hanya 175 cm.
“Juan Manuel Llop tiba sebagai pelatih dan sejak awal saya merasa dia tidak menyukai cara saya bermain,” kata Lisandro seperti dikutip dari Marca.
“Dia menginginkan sesuatu yang lain dari bek tengah dan bagi saya itu adalah masalah tinggi badan, tetapi saya bukan orang yang memberi tahu dia apa yang harus dilakukan.”
“Anda harus menghormati selera dan keputusannya dan saya tidak menyimpan dendam sama sekali,” ucap Lisandro melanjutkan.
Lisandro kemudian ditendang dari Newell’s Old Boys ke klub Argentina lain, Defensa y Justicia, sebagai pemain pinjaman selama semusim.
Bersama Defensa, Lisandro mulai menunjukkan kemampuannya sebagai seorang bek tengah.
Bek berdarah Argentina itu mencatatkan 21 penampilan di Liga Argentina bersama Defensa pada musim pertama.
Hingga akhirnya pada musim 2018-2019, Defensa mempermanenkan jasa Lisandro dari Newell’s Old Boys.
Defensa menebus Lisandro, yang saat itu masih berusia 20 tahun, hanya dengan biaya 725 ribu euro atau setara dengan Rp11 miliar.
Semusim bermain sebagai pemain tetap Defensa, Lisandro mencuri perhatian Ajax Amsterdam pada musim 2019-2020.
Ajax pun memboyong bek kelahiran Gualeguay, Argentina itu dengan biaya 7 juta euro (sekitar Rp106 miliar).
Pasa musim pertamanya di Ajax, Lisandro langsung mendapatkan kepercayaan dari Erik ten Hag.
Sebanyak 41 penampilan di semua ajang pada musim 2019-2020 telah dikantongi oleh Lisandro dengan seragam Ajax.
Lisandro terus menjadi andalan di lini belakang Ajax hingga akhirnya mencatatkan 118 penampilan di berbagai kompetisi.
Fleksibilitas Lisandro, yang juga bisa bermain sebagai gelandang bertahan dan bek sayap, membuat Manchester United akhirnya kepincut untuk merekrutnya.
Keberadaan Ten Hag menjadi faktor utama kepindahan Lisandro ke Manchester United pada musim panas ini.
Dengan biaya sebesar 67 juta euro, Lisandro juga tercatat sebagai bek termahal Argentina sepanjang sejarah.
Biaya transfer Lisandro mengalahkan Cristian Romero, yang menorehkan 54 juta euro (sekitar Rp818 miliar), saat pindah dari Atalanta ke Tottenham Hotspur.
Tidak hanya itu, Lisandro juga menjadi pemain termahal ketiga sepanjang sejarah Argentina.
Lisandro berada di bawah Gonzalo Higuain dan Angel Di Maria yang berturut-turut menjadi pemain Argentina termahal pertama dan kedua sepanjang sejarah.
Di Maria mencatatkan biaya sebesar 75 juta euro (setara dengan Rp1,14 triliun) dalam kepindahannya dari Real Madrid ke Manchester United.
Adapun Higuain menelan biaya sebesar 90 juta euro (sekitar Rp1,37 triliun) saat pindah dari Napoli ke Juventus.